Aku mendengar cerita ini berulangkali dari kedua orang tuaku, Guru ‘kecil’ pada sebuah desa di pedalaman Peusangan, Kabupaten Bireuen. Ayahku dan ibu selalu mengatakan, bahwa ada seseorang yang namanya persis seperti namaku; Adi Warsidi.
Syahdan, 31 tahun yang lalu, seorang mahasiswa (tak tahu dari universitas mana) melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kampungku. Dia berdua dengan seorang mahasiswa lainnya, belajar sambil membangun desa bersama warga.
Menjelang berakhir tugas, setelah 3 bulan di desa, aku lahir; 18 Mei 1977. Aku tak bernama hampir sebulan. Dua mahasiswa itu berkunjung ke tempat orang tuaku.
Entah siapa yang memulai ide, tetua desa berharap ada kenangan yang tinggal dari para mahasiswa tersebut sebelum meninggalkan desa. Mahasiswa itu lalu membubuhkan namnaya pada namaku, sama persis, Adi Warsidi.
Ini cerita ibu yang kupelihara sampai sekarang. Aku perkirakan, pemberi namaku itu saat ini berumur sekitar 55 tahun. Impianku bertemu dengannya.
Pernah suatu hari, saat aku SMA, guru kimia ku, Mustafa yang kerap disapa Pendekar alias pendek dan kekar, menyebut namaku pernah ditemuinya pada nama seorang dosen ilmu kimia saat mengikuti sebuah pelatihan tentang ilmu kimia di Pulau Jawa.
Kepada siapapun yang membaca, aku berharap, kabarkan ke saya di mana keberadaan pemberi namaku. Namanya persis sama; Adi Warsidi. [*]
No comments:
Post a Comment