Monday, May 9, 2016

Susuri Hutan Aceh, Kisah Cinta Gajah di CRU Trumon

Oleh: Adi Warsidi


Banda Aceh – Pelepah kelapa yang disediakan dipatahkan dengan belalai dan kakinya, lalu dimasukan ke dalam mulutnya yang lebar. Gajah Nani tak berhenti mengunyah makanan paginya pada Sabtu pekan lalu, 16 April 2016, saat kami mengunjungi rumahnya di Conservation Response Unit (CRU) Trumon, Aceh Selatan.


"Nani sedang hamil dan butuh banyak makanan," kata Sarkawi, Mahout yang menjaganya. Perut Nani mulai membuncit, usia kehamilannya 14 bulan. Butuh waktu 8 bulan lagi untuk melahirkan. Karenanya, Nani mendapat perhatian lebih dari para Mahout di sana.

Di CRU Trumon ada empat gajah, dua jantan dan dua betina. Uniknya selain Nani (23 tahun), betina yang satunya juga sedang hamil, namanya Siska (32 tahun). Namun usia kehamilan Siska baru empat bulan.

Dua gajah jantan di sana adalah Tuah (30 tahun) dan Bayu (27 tahun), keduanya garang dengan gading melengkung sekitar semeter. Termasuk gajah petarung. Gajah-gajah jinak itulah yang kerap dipakai untuk mengatasi gangguan gajah liar di batas-batas hutan dengan perkampungan warga.

Koordinator Mahout CRU Trumon, Fransisco Sirait alias Koko menceritakan rinci kisah cinta gajah di tempatnya. Kehamilan Nani dan Siska adalah buah cintanya dengan Tuah, gajah dengan berat 4 ton dan terbesar di seluruh CRU yang ada di Provinsi Aceh.

Menurut Koko, hamilnya Nani dan Siska karena Tuah terbilang langka di Indonesia. Jarang sekali gajah jinak dihamili oleh gajah jinak di dalam satu lingkungan CRU. Umumnya, pejantan datang dari gajah liar. “Gajah punya naluri seperti manusia, kalau tak suka maka akan menolak,” katanya.

Itupula yang membuat Nani selalu mesra bersama Tuah. Tapi jika Bayu mendekatinya untuk menggoda, Nani akan marah dan berusaha memukul dan mengejar Bayu.

Karena usia kehamilan Nani yang semakin mendekati masa lahir, dia mendapat latihan tambahan. Apalagi, kehamilan itu adalah yang pertama. “Ada latihan mengelus-ngelus susunya, agar kalau anaknya lahir dan mengisap susu tidak dianggap benda asing,” kata Koko.

Kepala Seksi Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh di Kota Subulussalam, Handoko mengakui kedua gajah yang hamil itu rutin diperiksa kesehatannya dengan bantuan dokter ahli. “Supaya anaknya bisa lahir selamat.”

Gajah termasuk hewan yang kerap melahirkan dengan anak tunggal. Proses kehamilanya 22 bulan. Jangka waktu kehamilan pertama dengan selajutnya bisa mencapai 5 tahun. Itulah yang membuat Gajah Sumatera kian langka.

CRU Trumon, tempat gajah-gajah itu berada terletak persis di Desa Naca, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan yang dibangun pada 2012 silam. Trumon berada dalam Koridor Alam Leuser. Kerap disebut sebagai Kawasan Koridor Satwa Liar, yang merupakan salah satu wilayah konservasi penting di Aceh. Hal itu dikarenakan kawasan seluas 2.700 hektar itu menjadi penghubung Suaka Marga Satwa dengan areal Taman Nasional Gunong Leuser (TNGL). [TEMPO.CO]

No comments: